Agnez Mo Tulis Kata-Kata Bijak di Tengah Kisruh Royalti Lagu

Agnez Mo
Agnez Mo Tulis Kata-Kata Bijak di Tengah Kisruh Royalti Lagu

iramasuara.site – Agnez Mo membuka suara di tengah gugatan atas royalti lagu ciptaan Ari Bias yang melandanya. Namun ia lebih memilih mengutarakan mengisi kepalanya melalui medsos. Alih-alih berkata terang-terangan soal konflik tersebut, Agnez Mo menyentil halus situasi yang menimpanya bersama dengan menulis kata-kata bijak.

Menyimak account Instagram terverifikasi Agnez Mo pekan ini, sang penyanyi mengunggah kata-kata di Instagram Stories yang berbunyi, “The narcissist is the king of ‘Entitlement’.” Bila diambil kesimpulan kata-kata tersebut bermakna, “Orang narsistik adalah raja yang terasa berhak.”

Hingga kabar ini disusun, belum diketahui apa maksud kata-kata tersebut dan berasal dari mana Agnez Mo mengutipnya. Pada unggahan di feed Instagram, Agnez Mo mengutip sejumlah kata-kata yang berasal berasal dari filsuf Yunani jaman sebelum saat masehi, Plato, dan lebih dari satu filsuf lain.

Agnez Mo juga mengutip ayat suci berasal dari Alkitab. Kata-kata bijak yang dituliskan Agnez Mo ini diiringi unggahan videonya tengah membersihkan wajah.

Namun sebelum saat itu, ia mengucap, “The word of the day is (kata-kata hari ini adalah) ‘F**ktose Intolerent’… The condition of being completely unable to tolerate other people’s bulls**t (kondisi jadi terlampau tak dapat menoleransi omong kosong orang lain),” ujar pelantun “Bilang Saja.”

Kalimat ini tampaknya pelesetan berasal dari Fructose intolerance atau intoleransi fruktosa, suatu situasi yang menyebabkan tubuh sulit mencerna fruktosa, gula simpel yang ditemukan dalam banyak makanan. Secara tersirat, Agnez Mo seolah melukiskan situasi yang tengah dialaminya.

Kata-Kata Bijak yang Disampaikan

Dalam info unggahan tersebut, barulah Agnez Mo menuliskan kata-kata bijak berasal dari sejumlah tokoh besar, yakni Plato, Montesquieu (filsuf Prancis abad 17-18), dan Plutarch (filsuf Yunani abad 1-2):

“The worst form of injustice is PRETENDED justice (Bentuk ketidakadilan terburuk adalah keadilan yang pura-pura).” – Plato.

“There is nomor crueler tyranny than that which is perpetuated under the shield of law and in the name of justice (Tidak ada tirani yang lebih kejam daripada tirani yang dikerjakan bersama dengan dalih hukum dan atas nama keadilan).” – Montesquieu.

“The loudest voices are rarely the wisest (Suara yang paling keras jarang yang paling bijaksana).” – Plutarch.

Mengutip Kitab Suci

Selain itu, Agnez Mo mengutip keliru satu ayat suci berasal dari Alkitab: “Do not repay evil for evil, bless, for to this you were called (Janganlah membalas kejahatan bersama dengan kejahatan, tetapi memberkatilah, dikarenakan untuk itulah kamu dipanggil).” – 1 Petrus 3:9.

Menutup unggahan tersebut, Agnez Mo juga menuliskan kalimat, “Calm in the midst of noise… (Tenang di tengah kebisingan).” Seolah-olah menguatkan bahwa kata-kata bijak dan ayat suci di atas bertujuan untuk isu yang tengah ramai menerpanya.

Kisruh Agnez Mo dan Ari Bias

Sebelumnya, musisi Ari Bias menggugat Agnez Mo, soal pemakaian lagu ciptaannya, “Bilang Saja” tanpa izin di tiga konser berbeda. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pun tunjukkan bahwa Agnez Mo bersalah dan didenda Rp1,5 miliar.

Ari Bias menyebut bahwa banyak pihak yang memprediksi gugatannya terhadap Agnez Mo tidak menghasilkan hasil. Setelah pengadilan mengabulkan seluruh gugatannya terhadap Agnez Mo, putusan itu segera ramai dibicarakan, khususnya oleh para penyanyi.

Pasalnya dalam hal ini, para penyanyi dinyatakan mesti turut bertanggung jawab atas lagu yang dinyanyikan dalam sebuah pertunjukan komersial. Selama ini, industri musik menitikberatkan penyelenggara yang bertanggung jawab atas royalti lagu yang dibawakan penampil.

Seleb News